Friday, January 28, 2011

Memandang Segala Sesuatu dari Sudut Pandang Positif

Anak-anak sekarang hidup dalam generasi "emosi hamburger". Mereka tidak dilatih untuk bersabar. Mereka tidak dilatih untuk merenungkan keindahan dalam detail kehidupan

Seorang anak laki-laki buta duduk di tangga sebuah bangunan dengan sebuah topi terbalik di dekat kakinya, untuk menampung sumbangan dari orang-orang lewat. Ia menaruh sebuah karton putih dengan tulisan: "Saya buta, tolonglah saya."
Di topi itu terlihat sedikit koin. Seseorang berjalan mendekat.
Ia mengambil beberapa koin dari kantungnya & menjatuhkannya di topi itu.
Ia kemudian mengambil karton putih itu, membaliknya & menuliskan beberapa kata. Ia menaruh kembali karton putih itu sehingga setiap orang yang berjalan melewati anak buta itu dapat membaca kata-kata barunya.

Dengan segera topi itu mulai dipenuhi koin. Banyak orang mau memberi uang kepada anak buta itu. Sore harinya lelaki yang telah mengganti perkataan di karton putih itu datang lagi untuk melihat bagaimana hasilnya. Anak laki-laki buta itu mengenali lelaki itu dari langkah- langkah kakinya, lalu ia bertanya, "Apakah bapak adalah orang yang mengganti tulisan di karton putih tadi pagi? Apa sih yang bapak tulis?"

Lalu si bapak menjawab,"Saya hanya menuliskan kebenaran. Saya menuliskan apa yang engkau tulis tapi dengan cara berbeda. Saya menuliskan 'Hari ini hari yang indah, namun saya tak dapat melihatnya'. Itu saja"
Apakah karton dengan tulisan pertama & kedua sama? Tentu saja
kedua tulisan itu mengatakan kepada orang-orang yang lewat bahwa anak itu buta. Namun tulisan yang kedua mengatakan bahwa orang-orang sangat beruntung dapat melihat hari yang indah karena mereka tidak buta. Janganlah heran kalau tulisan kedua lebih efektif mengajak orang bersyukur & mendorong orang-orang untuk memberi uang kepada anak buta itu.

Milikilah kemampuan untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandang positif dan bersyukurlah atas setiap yang ada pada kita ataupun yang tidak ingin kita alami. Saat kita – sebagai orangtua – melakukan hal tersebut maka secara tidak langsung kita melatih anak-anak kita melakukan hal yang sama sehingga mereka akan tumbuh dengan sikap mental yang baik dan penuh rasa bersyukur serta bisa memandang segala sesuatu dari cara yang positif!
Ada dua cara untuk mencapai hal tersebut. Cara pertama melalui pembelajaran sendiri (otodidak) dengan cara mengalami setiap peristiwa tidak mengenakkan ditambah dengan membaca ratusan buku tentang anak dan keluarga atau cara kedua dengan mengikuti seminar mau pun pelatihan tentang parenting.

Investasi dalam pendidikan adalah sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Saat kita senantiasa belajar maka kita secara tidak langsung menjadi teladan yang baik bagi putra putri kita.

10 Contemplations

10 hal untuk sama2 kita renungkan....

1. Doa bukanlah "ban serep" yang kita keluarkan ketika dalam masalah,
Doa adalah "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat...

2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil?
Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita.
Jadi, pandanglah ke depan dan majulah...

3. Pertemanan itu seperti sebuah buku. Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi membutuhkan waktu tahunan untuk menulisnya.

4. Semua hal dalam hidup adalah sementara. Jika berlangsung baik, nikmatilah, karena tidak akan bertahan selamanya.
Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena juga tidak akan bertahan lama.

5. Teman lama adalah emas! Teman baru adalah berlian! Jika kita mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas!
Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, kita selalu memerlukan dasar emas...

6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata " Tenang, sayangku..., itu hanyalah sebuah belokan..., bukan akhir!

7. Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya.
Ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu....

8. Jawaban doa tidak selalu dari Tuhan "Yes" tetapi terkadang "No" dengan lanjutan "Bukan itu yang terbaik untukmu.....Aku punya rencana lebih baik untukmu".

9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka..., dan terkadang, ketika kamu aman dan gembira, ingat bahwa seseorang telah mendoakanmu...

10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini. ...